Harga Kedelai Selangit, Pengusaha Tahu Menjerit

Harga Kedelai Selangit, Pengusaha Tahu Menjerit

KUNINGAN-Sejumlah pengusaha tahu di Kabupaten Kuningan mengeluhkan harga kedelai impor yang terus melonjak. Kondisi ini pun mengancam kelangsungan usaha mereka.

Nono Sutrisno, pengusaha tahu lamping di Blok Cikentrungan, Kelurahan/Kecamatan Kuningan mengungkapkan, sudah hampir satu bulan harga kedelai mengalami kenaikan. Bahkan, kenaikannya sudah sangat memberatkan para pengusaha tahu hingga beberapa di antaranya harus menghentikan usahanya.

BACA JUGA: Lahan Kedelai Cibuntu Percontohan Nasioal

\"Harga kacang kedelai impor sekarang sudah mencapai Rp9.100 untuk kualitas medium, dari harga normal Rp6.800 per kilogram. Kenaikan ini sudah terjadi selama satu bulan secara bertahap, dan saat ini sudah sangat memberatkan. Kalau harganya terus naik hingga mencapai Rp10.000, saya sudah putuskan untuk berhenti usaha tahu,\" ujar Nono dengan mata berkaca-kaca.

Nono mengatakan, kondisi harga tahu yang semakin mahal membuatnya harus mencari cara agar usahanya tetap berjalan. Yakni dengan mengurangi ukuran tahu menjadi lebih kecil dari ukuran biasanya.

\"Meski harga bahan baku naik, tapi saya masih jual tahu dengan harga tetap yaitu Rp180 dan Rp200 per potong. Supaya tidak rugi, terpaksa ukurannya dipekercil,\" ujar Nono.

Diakuinya, pasokan kedelai bahan baku tahunya hingga saat ini masih lancar. Namun harganya yang sudah semakin tinggi mulai terasa berdampak pada usahanya.

\"Komplen dari konsumen pasti ada karena ukuran tahu yang semakin kecil. Tapi bagaimana lagi, hal ini terpaksa kami lakukan untuk mempertahankan usaha kami agar tetap berjalan,\" ucap Nono.

Nono mengatakan, satu nampan tahu mentah yang biasa dibagi menjadi 13 x 13 irisan, sekarang diperkecil lagi menjadi 14 x 15 irisan. Dengan cara ini, kata Nono, untuk menyiasati agar usahanya tetap berjalan.

Selama ini ia mendapatkan kedelai untuk produksi tahunya dari Kopti Kuningan. Dalam sehari, membutuhkan kedelai yang diimpor dari Amerika rata-rata sebanyak 2,3 kuintal. Produk tahunya dipasok ke beberapa pasar tradisional di Kabupaten Kuningan dan sebagian lagi dijual di kiosnya.

\"Informasinya kenaikan harga kedelai ini merupakan dampak dari pandemi Covid-19 dan juga harga dolar yang terus naik. Namun demikian, kami sangat berharap perhatian pemerintah menyikapi masalah ini dan mengupayakan harga kacang kedelai ini bisa kembali normal agar usaha kami pun bisa tetap berjalan. Minimal kalau tidak bisa normal di harga Rp6.800, setidaknya bisa stabil di harga Rp 7.000 saja kami bisa tetap produksi tahu,\" pungkas Nono. (fik)

https://www.youtube.com/watch?v=OU5y6S0NWQ4&t=308s

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: